Senin, 06 September 2010

AFTERCOMA





Jika pada kalimat pertama ini kami harus menuliskan kapan tanggal berdirinya band ini, jelas kami kurang tahu, tapi yang pasti, kami mulai menamai band ini sejak kami duduk dibangku SMU  
beberapa tahun lalu dan mulai mengenal beberapa software Audio seperti FL Studio 4 – 7, Propellerhead Reason, Native Instrumen, Sample Tank 7 dan software lain yang sejenis dari salah seorang kawan, yang pernah menjadi seorang Music Director kelompok berkesenian di Bandung, Gerbong Bawah Tanah, dan sekarang bekerja dengan tim Dimas Djay. Lalu kenapa dengan Software Audio tersebut, jawabannya adalah toh pada dasarnya, materi lagu yang bisa kalian dengarkan dalam space ini merupan hasil eksperiment kami bersama software – software tersebut . Sebelumnya, tak terpikirkan untuk menjadikan First Breath After Coma menjadi sebuah band elekktronik, eksperimental atau apapun namanya, itu karena, sejak First Breath Afterc Coma terbentuk, kami, khususnya Mega, lebih mengkonsentrasikan musik – musik kami untuk backsound Performance art, Teater, Musikalisasi Puisi, Pementasan Monolog atau mengisi Soundtrack film Indie dan selebihnya untuk didengarkan oleh beberapa kawan sejawat. Hingga pada suatu waktu, kelompok Seni Musik dan Teater yang dikelola Mega di kampusnya, beserta kawan - kawannya mengalami kevakuman, terpikirkan oleh Mega untuk mengkonstruksi konsep sebelumnya menjadi sebuah band. Dan kemudian bergabunglah Fajar dan Rudi yang merupakan satu saudara dengan Mega, untuk melengkapi kekurangan – kekurangan yang tentunya akan dihadapi. Dengan backround pengalaman Mega sebagai Music Director pada beberapa acara pementasan seni budaya dengan kelompok Seni Musik dan Teaternya, yang jarang terisi oleh suara vokal, maka sudah pasti, pada beberapa track ini, ada beberapa lagu yang nyaris tanpa suara vocal. Dan ada beberapa lagu yang telah terisi vocal, itupun suara dari beberapa kawan yang merasa suka dengan lagu tersebut dan menawarkan dirinya untuk mentrack vokalnya dalam lagu tersebut. Mengapa harus orang lain, alasan yang sangat super logis dan sedikit konyol, karena kami kurang memiliki kepercayaan diri untuk mengeluarkan suara kami hingga memiliki nada dan rima yang sesuai dengan lagu yang telah kami ciptakan . Meskipun begitu, suatu saat kami akan menemukan orang yang tepat untuk mengisi vocal pada beberapa lagu kami, dan sekarang, mungkin kami masih menikmati keheningan sebuah lagu tanpa diiringi suara vocal. Beberapa hal yang setidaknya melatar belakangi mengapa musik kami harus seperti ini adalah bahwasannya, di tengah kultur serta di tengah segala hal yang teralami saat ini , dan dalam waktu yang tersisa , setidaknya kami masih memiliki kesempatan untuk memposisikan diri sebagai seseorang dengan karakter super naïf yang sangat minta ampun mungkin , setelah itu , setidaknya pula saya akan bergabung bersama sederetan angka – angka yang dengan sangat kecil dapat merepresentasikan wujud esensial dari apa yang telah kami lakukan dengan konsepsi super naifnya, dalam artian, dengan kondisi dunia yang sampai sekarang belum baik ini, dimana beberapa kawan dekat mulai larut menikmati kondisi seperti itu, setidaknya kami masih memposisikan diri untuk tidak terkooptasi menjadi sesuatu hal yang sama sekali tidak merepresentasikan apa sebenarnya kami dalam setiap artikulasi kehudupan yang semakin lama semakin ass hole. Dan oleh karena itu, apa yang kami lakukan dalam space ini adalah sebagai tampilan monodramatika dalam setiap ruang kehidupan dan juga sebagai bagian dari kegelapan yang menghiasi sudut –sudut jalan. FIRST BREATH AFTER COMA adalah sebuah usaha untuk menegasikan hidup yang selayaknya...bahwa hidup selayaknya itu terkadang membosankan, dan ketika kami memutuskan keluar dari jalur "selayaknya", maka kami telah menerima resiko bahwa kami akan dicap in-eksistensial , pengkhianat atau apapun bentukya...dan bagi kami itu adalah sebuah pemaknaan mengapa kami harus berada diantara sekumpulan makhluk yang sering dinamakan manusia... FIRST BREATH AFTER COMA adalah manifestasi kami untuk selalu menghargai kemanusiaan lebih dari segalanya... FIRST BREATH AFTER COMA hanyalah suara di saat waktu-waktu terakhir kami.








0 komentar:

Posting Komentar